Lari-Larian
Hari ini saya ikut lomba lari 10K. Ini adalah pertamakali
saya ikut lomba lari 10K. Tanggal 15 Juni 2014, saya ikut “Halo Fit Run” merupakan kegiatan yang di selenggarakan oleh
Telkomsel.
Kali ini organizer
adalah Bank Mandiri dalam rangka ulang tahun ke-14. Lomba ini dibagi jadi dua
kategori, yaitu 10K Open ( Semua warga negara) dan 10K Closed ( Khusus warga
Indonesia ). Informasi lebih lengkap bisa diakses http://kartuhalo.telkomsel.com/halofitrun/home/about.
Rute 10 kilometer meliputi Plaza Selatan
Senayan – Dukuh Atas – Patung Pemuda – Plaza Selatan Senayan
Tercatat lebih ribuan peserta terdaftar sebagai pelari,
baik kategori 10K Open dan 10K Closed. Mulai dari atlet yang serius, peserta
yang sekedar berolahraga, hingga peserta yang sekedar cari hiburan. Saya
mengkategorikan peserta yang sekedar berolahraga. Hanya satu target lari non stop 10K hingga finish.
Start lari adalah jam 6.00 dari parkiran Plaza Selatan
Senayan. Ada ratusan pelari bersiap-siap menuntaskan 10K. Saya hanya berlari
santai. Banyak peserta didepan saya. Sepanjang 1 km awal, saya lihat ada
peserta terlambat datang. Datang terlambat itu sangat tak menyenangkan.
Kesenangan utama adalah mulai berlari bersama-sama karena akan memberi
semangat.
Sepanjang 3 km awal, perut sebelah kanan terasa kram.
Kram perut ini sangat menyiksa. Namun saya tetap berlari hingga kram perut
mulai hilang pada kilometer ke-4.
Hari ini tak ada masalah dengan nafas. Jika sering berlari,
nafas seharusnya tak jadi masalah. Ngos-ngosan itu disebabkan karena kurang
latihan. Latihan minimal seminggu sekali akan membantu memperbaiki cara
berlari. Setidaknya ngos-ngosan akan hilang karena berlatih mengatur kecepatan
berlari.
Berlari di jalan Sudirman lebih menyenangkan karena
kualitas jalan beraspal yang bagus. Wajar karena Sudirman adalah wilayah
perkantoran. Kualitas jalan yang bagus tentu memudahkan pelari. Bandingkan
dengan berlari di jalanan becek dan aspal rusak, tentu lebih merepotkan.
Sepanjang kanan dan kiri jalan terlihat gedung
bertingkat. Hari Minggu pagi adalah hari bebas kendaraan bermotor, sering
disingkat HBKB atau car free day. Sepanjang perjalanan, saya menemukan berbagai
aktivitas. Bersepeda. Sepatu roda. Jalan kaki. Penjual makanan minuman. Dan
sebagainya.
Masuk kilometer ke-5, saya menambah kecepatan berlari.
Kali ini saya banyak menyalip pelari lain. Sebagian dari mereka berjalan
setelah capek berlari. Ini berbeda jauh dengan prinsip saya: terus berlari,
jangan pernah berhenti. Sekali berhenti lari, selanjutnya akan sulit berlari
lagi. Jika agak capek, saya pilih berlari pelan. Pokoknya, jangan sekalipun
berhenti berlari.
Berlari jarak jauh tentu perlu stamina. Lari 10K harus
mengatur bagaimana stamina tetap bertahan hingga akhir pertandingan. Tak usah
berlari terlalu cepat diawal. Simpan energi. Keluarkan bertahap. Lebih baik
lari pelan dan stabil daripada lari cepat namun tak stabil. Kestabilan akan
menjaga stamina bertahan hingga akhir pertandingan.
Selama perjalanan 10K, ada tiga titik pemberian air
minum. Jangan gegabah dengan langsung minum sebanyak-banyaknya. Tubuh memang
dehidrasi. Tentu perlu air minum. Namun langsung minum banyak tentu bukan cara
tepat. Apalagi dalam kondisi berlari.
Mulai kilometer ke-8, saya menambah jangkauan kaki.
Langkah kaki lebih panjang. Banyak pelari yang saya dahului. Dan ini menambah
semangat. Urusan berlari tak cuma niat dan stamina. Mental sangat berpengaruh.
Kekuatan mental mendorong pelari selesaikan hingga finish.
Pada 100 meter terakhir saya menambah kecepatan dan
jangkauan kaki. Hasilnya saya finish di urutan 58 dari ribuan peserta dan
mencatat waktu 58 menit 19 detik,
*itu saya yang memakai celana putih , yang paling ganteng.
Muhammad
Ihsan
XI MIA 3